1.1.Latar Belakang
EDGE
atau Enhanced Data rates for GSM Evolution adalah teknologi
evolusi dari GSM dan IS-136. Tujuan pengembangan
teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan kecepatan transmisi data,
efesiensi spektrum, dan memungkinkannya penggunaan
aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasitas.
Pengaplikasian
EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan penambahan
lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi tidak ada berubahan di sisi
jaringan inti seperti MSC, SGSN, ataupun GGSN.
1.2. Tujuan
Penulisan makalah ini untuk
melengkapi tugas dari mata kuliah Komunikasi Data yang dibina oleh Bapak Guidio L.Ginting,S.T,M.Kom. Selain itu pula
penulisan makalah ini secara umum bertujuaan untuk menambah wawasan tentang pengembangan
teknologi pada jaringan EDGE.
1.3. Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini, penulis akan membahas tentang :
a. Sejarah EDGE
b. Metode Transmisi Data
c. Pengodean Data
d. Error Correction
BAB II
PEMBAHASAN
·
Perkembangan teknologi ini didahului
oleh AMPS sebagai
teknologi komunikasi seluler Generasi Pertama pada
tahun 1978, hingga tahun 2006.
Penjelasan
: AMPS merupakan kepanjangan dari Advanced Mobile Phone Service, merupakan sistem analog cellular yang
pertama digunakan di amerika serikat. Perkembangan nya sudah sampai pada
teknologi generasi ke-4, walaupun masih dalam tahap penelitian dan uji coba
·
Kemudian, munculah GSM sebagai salah satu
teknologi komunikasi mobile generasi ke-II, merupakan teknologi yang saat ini
paling banyak digunakan di berbagai negara.
Penjelasan : GSM merupakan kepanjangan dari Global System
for Mobile Communication, merupakan
sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak,
khususnya telepon genggam. Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan
pengiriman sinyal yang
dibagi berdasarkan waktu. GSM yang mampu
menyalurkan komunikasi suara dan data berkecepatan rendah (9.6 - 14.4 kbps)
·
Kemudian berkembang menjadi GPRS yang mampu
menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang lebih baik
Penjelasan : GPRS merupakan kepanjangan dari
General Packet Radio Service,
merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih
cepat.Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data)
yang berkaitan dengan e-mail, data
gambar (MMS), Wireless Application Protocol (WAP),
dan World Wide Web (WWW).
Laju datanya mencapai 160 kbps
·
Kemudian diperkenalkanlah EDGE (Enhanced Data
rates for GSM Evolution) yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 3
kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps. Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan kecepatan
transmisi data, efesiensi spektrum, dan memungkinkannya penggunaan
aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasistas.
Pengaplikasian EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan penambahan lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi tidak ada berubahan di sisi jaringan inti seperti MSC, SGSN, ataupun GGSN.
Pengaplikasian EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan penambahan lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi tidak ada berubahan di sisi jaringan inti seperti MSC, SGSN, ataupun GGSN.
·
Selanjutnya, diperkenalkanlah teknologi
generasi ke-III, salah satunya UMTS,
yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 2 Mbps. Dengan kecepatan
hingga 2 Mbps.
Penjelasan : UMTS merupakan kepanjangan dari Universal Mobile Telecommunication Service,
jaringan UMTS dapat melayani aplikasi-aplikasi multimedia (video streaming,
akses internet ataupun
video conference) melalui perangkat seluler dengan cukup baik. UMTS mampu
menyalurkan data dengan kecepatan hingga 2 Mbps. Dengan kecepatan hingga 2
Mbps, jaringan UMTS dapat melayani aplikasi-aplikasi multimedia (video
streaming, akses internet ataupun video conference) melalui perangkat seluler
dengan cukup baik. Perkembangandi dunia telekomunikasi mobile ini diyakini akan
terus berkembang, hingga nantinya diperkenalkan teknologi-teknologi baru yang
lebih baik dari yangada saat ini. Akhir-akhir ini, para ilmuwan berusaha
mengembangkan teknologi telekomunikasi mobile dengan bandwidth yang sangat
lebar, tingkat mobilitas tinggi, service yang terintegrasi, dan berbasikan IP
(mobile IP). Teknologi ini dip erkenalkan dengan nama “Beyond 3G” atau 4G.
Kapasitas dan Kapabilitas EDGE Sebagai Teknologi Mobile Generasi Ketiga (3G)
Sebagaimana
telah disinggung pada poin sebelumnya, EDGE memiliki Dalam transfer data,
misalnya, teknologi EDGE bisa tiga kali lebih cepat dari teknologi GPRS.
Artinya, bila pelanggan selular ingin mendownload pesan MMS dengan teknologi GPRS memerlukan waktu puluhan detik, tapi dengan
teknologi EDGE, hanya perlu waktu beberapa detik saja.
Kelebihan
lain, bila teknologi GPRS memiliki kemampuan transfer data hingga 114 Kbps,
teknologi EDGE mampu mendukung data, layanan multimedia hingga 384 Kbps. EDGE
merupakan sebutan baru buat GSM 384. Teknologi ini disebut GSM 384, karena
memiliki kemampuan transmisi data hingga 384 Kbps.
Menurut GSM World Association, EDGE bahkan dapat mencapai
kecepatan hingga 473,8 kbps. Dengan EDGE, operator seluler dapat memberikan
layanan komunikasi data dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan GPRS, di
mana GPRS hanya mampu melakukan pengiriman data dengan kecepatan sekitar 25
Kbps. Begitu juga bila dibandingkan platform lain, kemampuan EDGE mencapai 3-4
kali kecepatan akses jalur kabel telepon (biasanya sekitar 30-40 kbps) dan
hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1x yang hanya sekitar 70-80 kbps.
Tentang layanan yang diberikan teknologi ini, yakni berbagai aplikasi layanan generasi
ketiga yakni audio streaming kualitas tinggi, video streaming, permainan on
line, high speed download.
Implementasian
EDGE
Seperti namanya, EDGE (Enhanced Data
rates for GSM Evolution), adalah teknologi yang dikembangkan dengan basic
teknologi GSM dan GPRS. Sebuah system EDGE dikembangkan dengan tetap
menggunakan equipment yang terdapat pada jaringan GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak
bisa sendiri. Sebuah sistem GPRS terdiri dari SGSN (Serving GPRS Support Node)
dan GGSN (Gateway GPRS Support Node), yang merupakan jaringan corenya, yang
ditambahkan pada sebuah jaringan GSM sebelumnya. Sedangkan pada sisi radionya,
jaringan GPRS membutuhkan penambahan PCU pada perangkat radio jaringan GSM
sebelumnya. Gambar di bawah ini menunjukan diagram jaringan GPRS secara umum.
Arsitektur jaringan GPRS
Pengimplementasian EDGE pada
jaringan existing GPRS hanya memerlukan penambahan pada sisi radio aksesnya
saja. Sedangkan pada sisi core network-nya, EDGE menggunakan perangkat dan
protocol yang sama dengan yang digunakan pada jaringan GPRS sebelumnya.
Perbedaan jaringan GPRS dan EDGE hanya terdapat pada sisi radio aksesnya saja,
sedangkan pada sisi jaringan corenya, EDGE dan GPRS menggunakan equipment dan
protocol yang sama. Sebuah jaringan GPRS dapat diupgrade menjadi sebuah
jaringan dengan sistem EDGE hanya dengan menambahkan sebuah EDGE Transceivier
Unit (TRU) pada sisi radio aksesnya. Gambar di bawah ini menunjukan blok
diagram sebuah jaringan GPRS yang diupgrade menjadi EDGE secara umum.
Penambahan element EDGE pada jaringan GPRS
Proses Kecepatan EDGE
EDGE adalah sebuah
cara untuk meningkatkan kecepatan data pada radio link GSM. Dengan menggunakan
teknik modulasi dan coding scheme yang berbeda dengan system GPRS sebelumnya,
serta dengan melakukan pengaturan pada protocol radio link-nya, EDGE menawarkan
kapasitas dan thoughput yang secara significant jauh lebih besar dari yang
dimiliki oleh system GPRS. Jadi secara umum ada tiga aspek teknik baru pada
EDGE jika kita bandingkan dengan GPRS, yaitu :
- Teknik Modulasi
- Teknik Coding
- Radio Access Network (RAN)
Modulasi Pada EDGE
Untuk
mendapatkan kecepatan transfer yang lebih tinggi dari GPRS yang menggunakan
modulasi GMSK (Gausian Minimum Shift Keying), EDGE menggunakan teknik modulasi
yang berbeda dengan GPRS yaitu 8PSK (8-Phase Shif Keying). Gambar dibawah ini
menunjukan visualisasi dari modulasi GMSK pada GPRS dan 8PSSK pada
EDGE yang digambarkan pasa sebuah diagram I/Q, dimana I adalah sumbu real dan Q adalah sumbu
imajiner.
Dengan
menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan dengan menggunakan 3 bit,
sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1 bit. Karena GMSK dan 8PSK
mempunyai simbol tingkat yang sama, yaitu sebesar 270 ksimbol/s, maka secara
keseluruhan tingkat modulasi pada 8PSK akan menjadi 3 kali lebih besar daripada
GMSK, yaitu sebesar 810 kb/s.
Berdasarkan
penjelasan di atas, jarak antar simbol pada 8PSK adalah lebih pendek daripada
jarak antar simbol pada GMSK, karena dalam 8PSK ad 8 simbol sedengkan pada GMSK
hanya ada 2 simbol. Makin pendek jarak antar simbol mengakibatkan besar tingkat
sinyal antar satu simbol dengan simbol lainnya lebih sulit untuk dibedakan.
Sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan lebih besar.
Pada
kondisi sinyal
radio
yang cukup baik, perbedaan jarak antar simbol ini tidak terlalu berpengaruh
terhadap kualitas data yang dikirim. Pada saat kondisi sinyal radio yang buruk,
maka diperlukan penambahan ekstra bit yang akan digunakan sebagai sebagai
koreksi kesalahan, sehingga data yang salah diterima dapat diperbaiki. Sehingga
kualitas data pada EDGE tidak kalah dengan kualitas data pada GPRS yang
menggunakan MPSK. Lagi pula, dalam EDGE juga digunakan modulasi MPSK yang
digunakan pada CS1 sampai dengan CS4 - nya, dan juga dalam EDGE ada proses
“penyesuaian paket” yang dapat mengubah jenis CS yang digunakan bila terjadi
kesalahan pada data yang dikirim.
Visualisasi modulasi GMSK dan 8PSK
Dengan menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan
dengan menggunakan 3 bit, sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1
bit. Karena GMSK dan 8PSK mempunyai simbol rate yang sama, yaitu sebesar 270
ksimbol/s, maka secara keseluruhan modulation rate pada 8PSK akan menjadi 3
kali lebih besar daripada GMSK, yaitu sebesar 810 kb/s.Jika kita perhatikan
dari gambar visualisasi modulasi GMSK dan 8PSK di atas, jarak antar simbol pada
8PSK adalah lebih pendek daripada jarak antar simbol pada GMSK, karena dalam
8PSK ad 8 simbol sedengkan pada GMSK hanya ada 2 simbol.
Makin pendek jarak antar simbol
mengakibatkan besar level sinyal antar satu simbol dengan simbol lainnya lebih
susah untuk dibedakan. Sehingga kemungkinan terjadinya error lebih besar. Tapi
pada kondisi sinyal radio yang cukup baik, perbedaan jarak antar simbol ini
tidak terlalu berpengaruh terhadap kwalitas data yang dikirim. Pada saat
kondisi sinyal radio yang buruk, maka diperlukan penambahan extra bit yang akan
digunakan sebagai sebagai error correction, sehingga data yang salah diterima
dapat diperbaiki. Sehingga kwalitas data pada EDGE tidak kalah dengan kwalitas
data pada GPRS yang menggunakan MPSK. Lagi pula, dalam EDGE juga digunakan
modulasi MPSK yang digunakan pada CS1 sampai dengan CS4 – nya, dan juga dalam
EDGE ada proses “packet adjustment” yang dapat merubah jenis CS yang digunakan
bila terjadi kesalahan pada data yang dikirim. Mekanisme “packet adjustment”
ini akan dijelaskan selanjutnya pada su bab Coding Scheme.
Teknik Pengkodean Pada EDGE
Pada EDGE
dikenal 9 macam teknik pengkodean, yaitu MCS (Modulation Coding Scheme ) 1
sampai dengan MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya
digunakan 4 buah teknik pengkodean, yaitu CS (coding Scheme) 1 sampai dengan
SC4. Empat teknik pengkodean pertama pada EDGE, MCS1 sampai dengan MCS4, menggunakan modulasi GMSK, sama
seperti yang digunakan pada GPRS. Sedangkan 5 teknik pengkodean lainnya, MCS5 sampai dengan MCS9, menggunakan
modulasi 8PSK.
Baik pada
GPRS ataupun EDGE, tingkatan skema pengkodean yang lebih tinggi menawarkan
kecepatan data yang lebih tinggi pula tapi di samping itu, makin tingggi
tingkatan skema pengkodeannya, maka ketahanannya terhadap kesalahan makin
rendah. Artinya, makin tinggi kecepatan paket data, maka makin mudah paket data
itu mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena, makin tinggi
tingkatan skema pengkodeannya, maka tingkatan mekanisme “koreksi kesalahan”
yang digunakan makin rendah.
Walaupun
MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK seperti
CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang
berbeda. Hal ini karena adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE, paket
datanya mengandung header yang memungkinkan dilakukannya resegmentasi paket
data. Artinya, apabila suatu paket data dikirimkan dengan menggunakan tingkat
skema pengkodean yang tinggi (kecepatan lebih tinggi, koreksi kesalahan kurang)
dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima.
Setelah
dilakukan permintaan pengiriman ulang (retransmisi) paket data yang salah
terima itu, pada pengiriman selanjutnya, skema pengkodean yang digunakan dapat
diganti dan disesuaikan dengan kondisi antarmuka radio. Artinya, pada
pengiriman selanjutnya, packet data akan dikirimkan dengan menggunakan skema
pengkodean yang lebih rendah, yang memiliki mekanisme koreksi kesalahan yang
lebih baik. Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini data dapat diterima
dengan baik di sisi penerima.
Berbeda
dengan GPRS, resegmentasi paket data ini tidak dapat dilakukan. Sehingga
apabila suatu paket data telah dikirim dengan menggunakan suatu skema
pengkodean tertentu. Maka walaupun data diterima salah di sisi penerima, pada
saat pengiriman berikutnya,data tetap akan dikirim dengan menggunakan skema
pengkodean yang sama. Sehingga kemungkinan paket data itu salah diterima di
sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu pengiriman pertama. Dengan
demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan kualitas data
yang ditransfer.
Perbandingan skema modula pada GPRS
dan EDGE
Baik pada GPRS ataupun EDGE,
tingkatan Coding Scheme yang lebih tinggi menawarkan kecepatan data yang lebih
tinggi pulaTtapi di samping itu, makin tingggi tingkatan coding scheme-nya,
maka ketehanannya terhadapa error makin rendah. Artinya Makin tinggi kecepatan
packet data, maka makin mudah paket data itu mengalami kesalahan dalam
pengirimannya. Hal ini karena, makin tinggi tingkatan coding schemenya, maka
tingkatan mekanisme “error correction” yang digunakan makin rendah.
Walaupun MCS1 sampai dengan MCS4
pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK seperti CS1 sampai dengan CS4
pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang berbeda. Hal ini karena
adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE, packet datanya mengandung
header yang memungkinkan dilakukannya re-segmentasi packet data. Artinya, apabila
suatu packet data dikirimkan dengan menggunakan level coding scheme yang tinggi
(kecepatan lebih tinggi, error correction kurang) dan data tidak diterima
dengan baik pada sisi penerima.
Maka setelah dilakukan permintaan
pengiriman ulang (re-transmition) packet data yang salah terima itu, pada
pengiriman selanjutnya, coding scheme yang digunakan dapat diganti dan
disesuaikan dengan kondisi radio interface. Artinya, pada pengiriman
selanjutnya, packet data akan dikirimkan dengan menggunakan coding scheme yang
lebih rendah, yang memiliki mekanisme error correction yang lebih baik.
Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini data dapat diterima dengan baik
di sisi penerima. Sedangkan pada GPRS, re-segmentasi packet data ini tidak
dapat dilakukan. Sehingga apabila suatu packet data telah dikirim dengan
menggunakan suatu coding scheme tertentu.
Maka walaupun data titerima salah di
sisi penerima, pada saat pengiriman berikutnya,data tetap akan dikirim dengan
menggunakan coding scheme yang sama. Sehingga kemungkinan packet data itu salah
diterima di sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu pengiriman pertama.
Dengan demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan
kwalitas data yang ditransfer.
KELEBIHAN EDGE
Jaringan EDGE juga disebut sebagai teknologi 2.75G diperkenalkan pertama
kali oleh Cingular (sekarang AT&T) di Amerika Serikat pada tahun 2003.
Jaringan EDGE pada idealnya memiliki kecepatan mencapai 236 kbps.
EDGE distandarisasikan oelh 3GPP sebagai bagian dari keluarga GSm. MElalui
pengenalan metode canggih coding dan mengirimkan data, EDGE memerikan sedikit
lebih tinggi bunga per saluran radio, mengakibatkan tiga kali lipat peningkatan
kapasitas kinerja dibandingkan dengan koneksi GSM / GPRS biasa. Berikut
kelebihan Teknologi EDGE :
·
Dengan
EDGE, operator selular dapat memberikan layanan komunikasi data
dengan kecepatan lebih tinggi dibanding GPRS (General Packet Radio Service),
di mana GPRS hanya mampu melakukan pengiriman data dengan kecepatan sekitar
25 Kbps.
dengan kecepatan lebih tinggi dibanding GPRS (General Packet Radio Service),
di mana GPRS hanya mampu melakukan pengiriman data dengan kecepatan sekitar
25 Kbps.
·
Begitu
juga bila dibandingkan platform lain, kemampuan EDGE mencapai
3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (biasanya sekitar 30-40 kbps)
dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1X yang hanya sekitar 70-80
kbps.
3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (biasanya sekitar 30-40 kbps)
dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1X yang hanya sekitar 70-80
kbps.
·
Layanan
berbasis teknologi EDGE berkemampuan memberikan berbagai aplikasi
layanan generasi ketiga, yakni: hiqh quality audio streaming, video steraming,
on line gaming. high speed download, hiqh speed network connection, push
to talk dan lain-Iain.
layanan generasi ketiga, yakni: hiqh quality audio streaming, video steraming,
on line gaming. high speed download, hiqh speed network connection, push
to talk dan lain-Iain.
·
Sejak
pertengahan tahun 2000, platform teknologi
Internasional GERAN (GSM EDGE Radio Access Network) telah mengadopsi seluruh
spesifikasi 3GPP (third Generation Project Partnersip), hal ini menjadikan
teknologi EDGE masuk dalam kelompok teknologi yang memenuhi kualifikasi
generasi ketiga UMTS 3G.
Internasional GERAN (GSM EDGE Radio Access Network) telah mengadopsi seluruh
spesifikasi 3GPP (third Generation Project Partnersip), hal ini menjadikan
teknologi EDGE masuk dalam kelompok teknologi yang memenuhi kualifikasi
generasi ketiga UMTS 3G.
Perkembangan Teknologi EDGE Di Indonesia Dan Perkembangannya pada Masa Depan
Di
Indonesia, teknologi EDGE sudah berkembang selama beberapa tahun sejak tahun
terakhir EDGE. Perkembangan teknologi GSM di Indonesia bergulir secara pesat
dimulai dengan penggelaran secara serempak dual band (GSM 900 dan 1800) dan
dilanjutkan penggelaran GPRS secara serempak, telah berhasil menghantar
industri memasuki fase 2,5 secara tidak terasa. Belum lama teknologi 2,5G
bergulir, lahirlah teknologi 3G yang membawa revolusi dalam teknologi seluler
Indonesia. Beberapa provider di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel,
dan Excelcomindo
berlomba- lomba menciptakan inovasi baru dengan mengusung teknologi 3G. Banyak
masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar deperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya yang
menggunakan berbagai layanan 3G yang tersedia seperti panggilan video, download
content, akses internet
kecepatan tinggi, dll.
Setelah
kurang lebih 2 tahun diperkenalkan 3G di Indonesia sekarang sudah muncul
evolusi dari 3G yang dikenal dengan nama HSDPA atau 3,5G. HSDPA atau High
Speed Downlink Packet Access merupakan teknologi yang berjalan pada platform 3G
pada channel baru yang disebut High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH).
Dengan HDSPA, kecepatan downlink secara teori dapat mencapai 3,6 Mbps
bandingkan dengan 3G yang hanya mencapai 384 Kbps. Karena masih berjalan pada
platform 3G namun dengan kecepatan melampaui kecepatan 3G standar maka
teknologi ini disebut juga sebagai 3,5G. Sebenernya perkembangan teknologi
HSDPA pada 3G hampir mirip dengan perkembangan teknologi EDGE atau Enhanced
GPRS (EGPRS) pada GPRS. Perlu diketahui, EDGE memiliki kecepatan downlink
mencapai 236 Kbps, cukup cepat jika dibandingkan dengan GPRS standar yang
memiliki kecepatan sekitar 50 Kbps. Karena hal tersebut pula teknologi EDGE
atau GPRS juga dikenal dengan nama teknologi 2,75G.
No comments:
Post a Comment