Contoh Nilai Matakuliah = 15%Kehadiran + 15%Tugas + 30%UTS + 40%UAS
Nah koefisien yang telah ditentukan
tersebut membedakan nilai dari setiap variablenya. Metode yang
menjelaskan tentang hal ini adalah metode Simple Additive Weighting.
Pengertian Metode Simple Additive Weighting
Metode SAW sering dikenal dengan istilah
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive
Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua atribut(Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968).
Metode SAW dapat membantu dalam
pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan
menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang
akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai
dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang
dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat.
Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini
merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam
menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM).
MADM itu sendiri merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif
dengan kriteria tertentu. Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan
menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating
(yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut.Rating
tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses
normalisasi matriks sebelumnya.
Langkah Penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) Langkah Penyelesaian SAW sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan
berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks
berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut
keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks
ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses
perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R
dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih
sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi.
Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :
rij= Nilai rating kinerjaxij= Nilai kinerja dari setiap rating
Max xij = Nilai terbesar dari tiap kriteria
Min xij = Nilai terkecil dari tiap kriteria
Contoh Kasus :
Pada pemilihan kinerja Dosen yang baik harus memenuhi 4 kriteria yaitu
T1 = Kepribadian
T2 = Pedagogik
T3 = Profesional
T4 = Sosial
Pengambilan keputusan untuk kriteria dosen dengan kinerja terbaik adalah
Variable | Keterangan | Bobot |
T1 | Kepribadian | 10 |
T2 | Pedagogik | 35 |
T3 | Profesional | 35 |
T4 | Sosial | 20 |
A1 : Ade
A2 : Budi
A3 : Cica
A4 : Dewi
A5 : Edi
A6 : Fitri
Kriteria | ||||
Alternatif | T1 | T2 | T3 | T4 |
Ade | 60 | 80 | 70 | 70 |
Budi | 70 | 90 | 70 | 80 |
Cica | 80 | 80 | 80 | 80 |
Dewi | 90 | 80 | 70 | 80 |
Edi | 95 | 90 | 70 | 80 |
Fitri | 70 | 90 | 80 | 80 |
Hasil akhir sebagai berikut :
Kriteria | |||||
Alternatif | T1 | T2 | T3 | T4 | Bobot |
Fitri | 70 | 90 | 80 | 80 | 82,5 |
Edi | 95 | 90 | 70 | 80 | 81,5 |
Cica | 80 | 80 | 80 | 80 | 80 |
Budi | 70 | 90 | 70 | 80 | 79 |
Dewi | 90 | 80 | 70 | 80 | 77,5 |
Ade | 60 | 80 | 70 | 70 | 72,5 |
No comments:
Post a Comment